Rabu, 27 Juni 2012

Kebun Raya Purwodadi


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1   Kebun Raya Purwodadi
Kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun ini merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor).
Kebun Raya Purwodadi adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Luasnya mencapai 85 hektar dan memiliki sekitar 10.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.Didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. L.G.M. Baas Becking. Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali. Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar per-kebunraya-an yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering di daerah tropis.
Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalab Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali. Cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor). Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana ( Kebun Raya Bogor ), Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana Teknis yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Ketua LIPI Bidang IPA. Yang pembinan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusaat Penelitian dan Pengembangan (Pulitbang Biologi). Pengelolahan seluruh Kebun Raya ini berada dibawah tanggung jawab LIPI ( Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia ).
Lokasi Kebun Raya ini terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Lokasi ini terletak di tepi jalan besar yang menghubungkan 3 kota, yaitu Malang, Surabaya, dan Pasuruan. Jarak dari kota Malang adalah 24 km ke arah utara, dan dari kota Pasuruan 30 km ke arah barat daya dan dari kota Surabaya 65 km ke arah selatan. Luas Kebun Raya Purwodadi sakitar 85 ha, pada ketinggian 300m dpl dengan topografi datar sampai bergelombang. Curah hujan rata--rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22º - 32º C.

4.2   Hasil
4.2. 1  Dyospiros malabarica

                                           



Sistematika Taksonomi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Ebenales
                             Famili:
Ebenaceae
                                 Genus:
Diospyros
                                     Spesies: Diospyros malabarica (Descr.) Kostel.

Sinonim : Diospyros glutinifera Roxb., Diospyros embryopteris Pers., Diospyros globularia (Miq.) Koord & Valeton
(Mus, 2010)
Deskripsi
Hasil pengamatan pada spesies Diospyros malabarica adalah berupa pohon 10 – 20 m, batang bulat, halus, sebagian terkelupas. Daun tunggal berseling, bentuk bulat sampai lonjong. Daun terbesar berukuran 18 x 6,8 cm, sedangkan daun terkecil berukuran 8,5 x 2,5 cm. Tangkai daun beralur, panjang 0,8 – 1,2 cm. Tepi rata, sedkit melengkung ke dalam. Ujung tumpul sampai lancip, pangkal membulat. Pertulangan daun menyirip, pertulangan utama menonjol, sedangkan kedua tidak terlalu tampak. Perbungaan bintang, putih kekuningan, merupakan daun tunggal, tumbuh dari ketiak daun. Buah berbentuk bulat, permukaan kulit berbulu halus, kelopak bunga tertinggal pada buah, berjumlah 4.
Secara umum, suku Ebenaceae termasuk semak atau pohon dengan kayu yang sering keras berwarna hitam, daun tunggal, duduk tersebar atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga kebanyakan berkelamin tunggal, jarang banci, aktinomorf, terpisah – pisah dalam ketiak daun, atau membentuk rangkaian yang hanya terdiri atas sedikit bunga saja. Bunga jantan dengan bakal buah yang rudimenter, bunga betina dengan benang sari yang tidak sempurna atau sama sekali tanpa benang sari. Kelopak berlekuk 3 sampai 6, tidak runtuh, sering ikut membesar bersama pertumbuhan buah. Mahkota berlekuk 3 sampai 7 dengan lekuk – lekuknya tersusun seperti genting. Benang sari sama banyaknya dengan lekuk – lekuk mahkota 2 kali lipat atau lebih banyak, tidak berlekatan dengan mahkota, kadang – kadang berbekas, dalam bunga betina mandul atau tidak ada. Bakal buah menumpang, beruang 2 sampai 16, tiap ruang dengan 1 sampai 2 bakal biji, masing – masing dengan 2 integumen. Tangkai sari 2 sampai 8, bebas atau berlekatan pada pangkalnya. Buahnya kebanyakan berupa buah buni dengan 1 sampai beberapa biji. Biji berkulit tipis dengan endosperm yang besar, lembaga kurang lebih setengah panjangnya endosperm, daun lembaga kurang lebih sama panjangnya dengan akar lembaganya (Tjitrosoepomo, 2010 : 325 – 326).
Daerah penyebaran spesies ini meliputi kawasan Asia Selatan (India, Sri Lanka) dan Asia Tenggara (Birma, Indo-china, Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Kepulauan Sunda Kecil, dan Sulawesi). Banyak ditemukan pada daerah di tepi sungai hingga ketinggian 300 – 650 m dpl, dengan curah hujan rata – rata 1300 – 2750 mm/tahun, suhu 18–330 C, serta kelembaban relatif pada musim kemarau 50 – 60 %. Jenis ini dapat tumbuh pada tanah netral alkalis, dengan solum tanah tipis – dalam, jenis tanah mediateran dan litosol (Gratiana, 2004 : 1).
Pohon dapat mencapai tinggi lebih dari 35 m, dengan tinggi bebas cabang 10 – 20 m dan diameter 30 – 80 cm. Berbatang silindris dengan warna kulit luar hitam, kasar bersisik, daging kulit bagian dalam berwarna agak merah. Kayu gubal berwarna coklat kemerahan dan mempunyai batas jelas dengan kayu teras yang berwarna hitam berselang – seling coklat. Daun berbentuk bulat telur sampai memanjang, berukuran 9 – 30 x 2,5 – 9,5. Pangkal daun seperti jantung dengan ujung tumpul sampai meruncing dan halus. Bunga majemuk, berwarna putih dan berukuran kecil. Dalam satu tangkai terdapat bunga jantan 3-7 buah, 4-5 daun penumpu, 24-64 benang sari. Bunga betina terdapat dalam tangkai tersendiri dan jarang terdapat lebih dari 5 bunga, dengan 4-5 daun penumpu (Gratiana, 2004 : 1).
Buah berdaging bertipe buni (berry). Buah terletak di ketiak daun dengan jumlah 1-5 buah. Berbentuk bulat telur dengan panjang 2-5 cm dan lebar 2-4 cm di dalamnya terdapat sekitar 6 benih. Benih berwarna coklat tua atau coklat kehitaman, berbentuk bulat elips (bulat panjang) dengan panjang antara 1-1,5 cm dan lebar 0,5-0,75 cm. Dalam 1 kg benih terdapat sekitar 1200 butir (Gratiana, 2004 : 1).
Bunga berumah 1. Perkawinan antara bunga jantan dan betina melalui silang luar (auterossing). Perkawinan melalui silang dalam (inbreeding) akan menghasilkan buah yang tidak sempurna atau buahh yang cepat rontok sebelum masak. Penyerbukan dilakukan dengan perantara serangga. Berbunga dan berbuah setiap tahun mulai umur 5-7 tahun. Berbunga segera sebelum atau setelah terbentuknya daun baru. Musim berbunga pada bulan Januari – Mei bervariasi tergantung tempat tumbuh. Di pulau Lombok pada bulan Januari – Maret, di pulau Sumbawa bulan April – Mei. Buah masak terjadi pada bulan September – November (Gratiana, 2004 : 1).
Buah masak ditandai dengan warna kulit hijau kekuningan atau kuning dengan bintik coklat, rasanya manis. Biasanya disukai oleh kelelawar, burung, dan monyet, sehingga pemanenan harus segera dilakukan. Pemanenan dilakukan dengan cara memanjat kemudian memotong tandan buah di ujung ranting menggunakan pisau berkait (Gratiana, 2004 : 2).
Benih termasuk rekalsiitran. Benih hasil pengunduhan memiliki daya kecambah 90%. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk buah dengan penyimpanannya dalam karung goni basah atau dengan menyimpan buah dalam pelepah batang pisang. Denga cara ini benih dapat bertahan selama 2-3 minggu dengan persen daya perkecambahan 69%. Benih ditabur dalam media campuran pasir dan tanah (1:1) steril. Diletakkan dengan posisi titik tumbuh berada di bawah atau dengan cara ditidurkan. Jarak tanam penaburan antar benih 3-5 cm. mulai berkecambah setelah 3 minggu dan bibit siap disapih. Teknik lainnya adalah dengan merendam benih dalam air selama 1 jam, kemudian dimasukkan dalam karung goni basah. Benih akan mulai berkecambah setelah 4 hari dan siap disapih. Bibit dari cabutan siap ditanam setelah mempunyai 4-5 daun (6-7 bulan) (Gratiana, 2004 : 2).
Setelah lebih dari dua hari, umumnya ditemukan jamur pada benih saat dikecambahkan dalam karung goni basah. Hal ini disebabkan oleh suhu dan kelembaban dalam karung goni sesuai untuk pertumbuhan jamur atau proses ekstraksi benih tidak sempurna. Cara pengendaliannya dengan mencuci ulang benih, kemudian dimasukkan kembali pada karung goni yang basah (Gratiana, 2004 : 2).

Manfaat
Manfaat dari spesies ini adalah kayu mempunyai nilai dekoratif tinggi, dapat digunakan sebagai bahan pembuatan perahu, kontruksi ringan, meubel dan patung. Mempunyai berat jenis kering udara 0,80-1,10 gr/cm3, kelas awet I dan kelas kuat I. buah dapat dimakan, buah muda mengandung tannin yang digunakan sebagai zat pencampur warna. Biji dapat digunakan untuk obat diare dan disentri (Gratiana, 2004 : 2).

4.2.2  Gmelina asiatika

                                                                    

Sistematika Taksonomi
      Kingdom       Plantae
             Sub kingkom      Tracheobionta
                   Super Divisi     Spermatophyta
                          Divisio       Magnoliophyta
                              Classis      Magnolipsida
                                  Sub Classis     Asteridae
                                         Ordo      Tuliflorae
                                              Famili       Verbenaceae
                                                   Genus      Gmelina
                                                         Species      Gmelina asiatica L.
                                                                                            (Mus,2010)
Nama Lokal : Wareng

Deskripsi Tanaman
·         Habitus
Tanaman perdu
·         Daun
Tunggal berhadapan, berbentuk bulat sampai lonjong. Tangkai daun dengan ukuran 1- 2,3 cm. Ukuran daun 2,1 x 1,1 – 5,9 x 4,3 cm.
Tepi daun rata, pangkalnya membulat, bagian ujugnya tumpul. Semua bagian lembar daun barbulu halus. Pada bagian bawah daun berwarna putih kecoklatan.
·         Pertulangan daun
Menyirip, terdapat pertulangan daun 3, pada pertulangan daun ke-3 menangga tali.
·         Batang
Bulat, kulitnya berkerak. Batang muda berduri kayu. Apabila tua tidak berduri.
·         Bunga
Berwarna kuning berbentuk tabung.
·         Perbungaan
Muncul dari ujung pertumbuhan (terminal).
·         Buah
Berbentuk bulat, berwarna hijau hingga kuning. Cepal masih tertinggal di pangkal buah.
Manfaat
Dapat digunakan sebagai obat luka lama.


4.2.3  Diospyros celebica
                                                                 
                                                               

Sistematika Takson
Kerajaan    Tumbuh-tumbuhan
       Divisi     Spermatophyta
             Anak divisi    Angiospermae
                  Kelas     Dicotyledoneae
                        Anak kelas   Sympetalae
                            Bangsa      Ebenales
                                 Suku       Ebenacçae
                                       Marga      Diospyros
                                            Jenis     Diospyros celebica Bakh
(Mus, 2012)
Deskripsi
Dalam dunia perdagangan kayu eboni dikenal dengan nama Macassar ebony (Inggris, Amerika Serikat), ebene de Makassar (Perancis) gestreept ebben (Belanda), Macassar ebenhols (Jerman) ebeno de Macassar (Spanyol) ebeno di Macassar (Italia) dan Indonesisk ebenholt (Swedia). Sedangkan untuk nama daerah dikenal berbagai macam nama diantaranya Toe (Donggala, Poso dan Manado), Limara (Luwu), Sora (Malili) dan ayu Maitong (Parigi).
·         Habitat
   Eboni (Diospyros celebica. Bakh) umumnya tumbuh mengelompok pada hutan dataran rendah sampai daerah pegunungan rendah. Jenis ini tumbuh alami di hutan tropika basah dan hutan monson. Eboni tumbuh dari dataran rendah hingga tinggi tempat 400m dari permukaan laut (dpl), namun pada ketinggian 600 m dpl, kadang-kadang dijumpai Eboni walaupun pertumbuhannya tidak optimal. Eboni dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah berkapur, berpasir, samapai tanah liat berbatu asal tidak tergenang. Jenis ini dapat tumbuh di tanah-tanah latosol, podzol dan tanah berkapur. Sifat tanah permiabel, bertekstur lempung dan tergolong tanah kapur. Curah hujan yang baik untuk mendukung pertumbuhan Eboni berkisar 2.000 – 2.500 mm/th, namun masih bisa hidup di daerah kering dengan curah hujan 700 mm/th
·         Batang
Eboni adalah pohon yang berukuran sedang sampai besar, dengan tinggi dapat mencapai 40 m, bagian batang bebas cabang dapat mencapai 10 – 26 m. Diameter batang dapat mencapai 150 cm atau lebih.
·         Daun
Jenis daun eboni adalah tunggal berbentuk memanjang samapai jorong dengan panjang 12 – 35 cm dan lebar 2,5 – 7 cm.
·         Sistem pembungaan
Berbentuk paying menggarpu, pada bunga jantan ada 3 – 7 bunga, masing-masing dengan 4 petal dan mempunyai 16 benangsari, sedangkan pada bunga betina dijumpai 1 – 3 bunga yang seperti payung menggarpu 4 petal dengan kelopak bergelombang dan berkatup (Riswan, 2003) .
·         Buah
Berbentuk bulat telur berukuran 3,5 – 5 cm.
·         Biji
Biji  Eboni yang tua berwarna coklat kehitaman berbentuk bulat panjang. Panjang biji 2 – 5 cm dengan tebal 0,5 – 1,5 cm, rata-rata berat satu biji 0,5 – 2 g dan dalam 1 kg ±1.100 biji.

Manfaat
Kayu eboni banyak dipakai untuk mebel mewah, perpatungan, ukiran, kipas, alat-alat dekoratif mewah.  Kayu eboni termasuk jenis kayu yang paling mahal, namun juga paling awet. Kayu ini makin lama makin hitam.  Kualitas tertinggi adalah kayu yang bergaris teratur.  Pengawetan kayu dilakukan pada kayu yang sudah 50 tahun terbenam dalam tanah, namun tidak sedikitpun mengalami kerusakan.
Kayu Eboni biasanya digunakan sebagai bahan meubel, patung, ukiran, hiasan dinding, alat musik, kipas dan kayu lapis mewah. Sementara orang-orang Jepang beranggapan, apabila perabotan rumah tangganya berasal dari kayu Eboni dapat meningkatkan status sosialnya (Kuhon dkk, 1987). Tidak kurang dari 95 persen (%) kayu Eboni yang diperdagangkan adalah berbentuk gergajian, dan sisanya sekitar 5% diperdagangkan dalam bentuk barang jadi yang diproduksi oleh para perajin lokal maupun perajin yang ada di pulau Jawa dan Bali. Kayu Eboni dalam bentuk gergajian, kebanyakan diekspor dengan negara tujuan utama adalah Jepang, kemudian Amerika Serikat dan beberapa negara di benua Eropa (Soenryo,2002).

4.2.4 Mussaenda philippica

                                                                       


Sistematika Taksonomi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Asteridae
                         Ordo: Rubiales
                             Famili:
Rubiaceae (suku kopi-kopian)
                                 Genus:
Mussaenda
                                     Spesies: Mussaenda philippica L.
Deskripsi
Bunga Nusa Indah (Mussaenda philippica L.)mempunyai ciri sebagai berikut : tipe daun menyirip genap, bentuk daun bundar telur (ovale), pangkal daun meruncing (acuminate), ujung daun meruncing(acuminate), tepi daun rata (entire), pertulangan daun menyirip (pinnate), permukaan daun kasap (scabrous), bunga letak terminal, dan duduk daun berhadapan bersilangan (opposite-decussate). Tanaman perdu, berasal dr Filipina, tingginya dapat mencapai 4 m, berdaun tunggal, berbunga di ujung ranting, ditanam sbg pohon hias; Nussaenda philippica; (Sudarsono, 2010 : 321).
Dan dari hasi penelitian yang didapat adalah : mempunyai habitat perdu. Batang tunggal berhadapan berselang seling. Di setiap ruas buku terdapat setipula (daun penumpu) yang memeluk batang atas berbentuk lonjong ujung lancip. Pangkal daun melancip, tepi merata. Bagian seluruhnya berbulu. Tulang menyirip, ertulangan 1,2,3 sangat menonjol dan menagga. Mempunyai panjang 3,6x1,5 cm sampai 9,4x4,4 cm. Yang mana bunga muncul dari ujung berwarna kuning cerah. Terdapat bunga semu yang berasal dari modifikasi daun yang dekat dengan perbungaan. Untuk sementara kegunaannya sebagai tanaman hias (Sudarsono, 2010 : 321).

4.2.5 Diospyros blancoi

                                                                    

Sistematika Taksonomi
Kingdom          Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom    Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi        Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi                       Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                  Kelas                     Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                        Sub Kelas                Dilleniidae
                               Ordo                        Ebenales
                                    Famili                    
Ebenaceae
                                           Genus                   
Diospyros
                                                Spesies                    Diospyros blancoi A. D
                                                                                    (Mus, 2010)
Deskripsi
Bisbul merupakan pohon yang sedang tingginya, 10-30 m, meskipun umumnya hanya sekitar 15 m atau kurang. Berbatang lurus, dengan pepagan berwarna hitam atau kehitaman, diameter hingga 50 cm atau lebih di pangkal batang, bercabang kurang lebih mendatar dan bertingkat, dengan tajuk keseluruhan berbentuk kerucut yang lebat dan rapat daun-daunnya sehingga gelap di bagian dalamnya.
Daun-daun tersusun berseling, berbentuk lonjong, 2,5-12 × 8-30 cm, bertepi rata, dengan pangkal membundar dan ujung meruncing, bertangkai sekitar 1,7 cm. Sisi atas daun hijau tua, mengkilap, seperti kulit; sisi bawah berbulu halus, keperakan. Daun muda hijau muda sampai merah jambu.
Berumah dua, bunga-bunga jantan tersusun dalam payung menggarpu, 3-7 kuntum, di ketiak daun; berbilangan 4, daun mahkota berbentuk tabung, putih susu. Bunga betina soliter, bertangkai pendek dan terletak di ketiak daun.
Buah buni bulat atau bulat gepeng, 5-12 × 8-10 cm, berbulu halus seperti beludru, coklat kemerahan kemudian merah terang dan lalu agak kusam apabila masak, dengan “topi” dari kelopak bunga yang tidak rontok. Daging buah berwarna keputihan, agak keras dan padat, agak kering, manis agak sepat dan berbau harum; ditutupi kulit buah yang tipis berbulu. Bau keras agak mirip keju dan durian, bagi sebagian orang terasa memualkan, bahkan ada pula yang menyebutkan baunya mirip dengan kotoran kucing. Biji hingga 10 butir, berkulit kecoklatan, berbentuk baji agak mirip keping buah jeruk, 4 × 2,5 × 1,5 cm (di bagian tebalnya).
Bisbul (Diospyros blancoi A. DC) dikenal juga sebagai Velvet Apple (Inggris) atau Buah Mentega (Indonesia). Merupakan buah yang awalnya hidup liar di hutan-hutan primer dan sekunder Filipina, namun kini telah menyebar di berbagai negeri tropis, termasuk Indonesia, di Bogor, Jawa Barat dibudidayakan di pekarangan. Buah bisbul berbentuk bulat gepeng, dengan besar kira-kira 5-12 x 8-10 cm, berbulu halus seperti beludru. Termasuk keluarga eboni (suku Ebenaceae) dan berkerabat dengan Kesemek dan Kayu Hitam. Tak heran jika di negeri asalnya disebut Buah Mabolo atau Buah Berbulu.
Bisbul sudah cukup lama dikenal dan banyak tumbuh di Bogor . Sudah lebih dari seratus tahun tumbuh di Bogor Selatan, masyarakat setempat , termusuk pedagang buah, sudah menganggap buah ini sebagai buah khas dari daerah Bogor. Dan kebetulan juga di daerah lain memang tak ditemukan. Di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, hanya ada di Bogor Selatan dan sekitarnya. Buah bisbul ini, dapat diperoleh di pedagang buah yang mangkal di sepanjang Jalan Batutulis mulai dari samping Istana Batutulis sampai menjelang SPBU setempat, Para pedagang buah menawarkan dengan harga hingga Rp 15.000/kg.
Berdasarkan literatur yang ada,  tanaman tersebut diintoduksi ke Jawa, Malaysia pada tahun 1881, dan juga ke Kebun Raya Singapura, ke Calcuta di India. ”Diduga , bisbul ini beredar di daerah Bogor karena imbas dari Kebun Raya yang didirikan sejak tahun 1817. Tanaman ini berbuah terus menerus sepanjang tahun. Dari bunga sampai berbuah sekitar empat bulan.
Bisbul merupakan tanaman hias pohon yang indah dengan ketinggian mencapai hingga 30 m, tapi umumnya hanya sekitar 15 m atau kurang. Berbatang lurus, dengan diameter batang ± 50 cm, bercabang mendatar dan bertingkat, dengan tajuk keseluruhan berbentuk kerucut yang lebat dan rapat sehingga gelap dibagian dalammya. Sisi atas daun hijau tua, mengkilap, sisi bawah berbulu halus keperakan, daun muda berwarna hijau muda samapi merah jambu.
Buah muda berwarna  cokelat kemerahan yang berubah menjadi merah terang, kemudian agak kusam jika matang. Sedangkan daging buah berwarna keputihan, agak keras dan padat, serta kering. Rasanya manis agak sepat dan berbau khas, hampir menyerupai bau keju dan durian. Bijinya 0 – 10 butir per buah, berbentuk baji, ukurannya mencapai 4 x 2,5 x 1,5 cm. Buah bisbul umumnya dimakan dalam keadaan segar jika matang. Daging buahnya juga dapat diiris-iris dan dicampur dengan buah-buahan lain untuk dijadikan rujak.
Batang: bulat, berkerak

   
Bisbul merupakan salah satu tanaman yang berbuah dan mempunyai batang kayu dengan kualitas yg cukup baik, berwarna coklat kemerahan hingga hitam, bertekstur halus, kuat dan keras. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang bisa dikategorikan cukup langka karena jarang kita temui lagi menghiasi pekarangan rumah atau dibudidayakan secara komersil. Tanaman buah ini berasal dari Filipina dan di Indonesia bisa ditemui tumbuh salah satunya di wilayah Bogor.
Buahnya yang unik biasanya berbentuk bulat dan berbulu halus sebesar kepalan tangan orang dewasa yang berwarna merah kecoklatan apabila sudah matang. Daging buahnya berwarna putih dan berbau harum, memiliki aroma seperti durian dan keju. Tekskur dagingnya lembut, ( seperti mentega, buah alpukat) dan padat, rasanya manis dan ada juga yg berasa sedikit sepat ditutupi kulit buah yang tipis dan berbulu halus.
Dapat tumbuh di segala jenis tanah dengan ketinggian hingga ± 800 dpl dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Daun : merupakan daun tunggal,berseling tangkai beralur berukuran 0.5-1 cm. Tepi daun: rata bergelombang, ujung tumpul-runcing. Pangkal membulat,bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan bagian bawah berwarna putih kehijauan. Bentuk daun bulat sampai lonjong, ukuran 9x 5.8 cm- 17,3x 8.1 cm.

 


Bunga : muncul dari ketiak daun, warna kuning keputihan.

Bunga-bunga jantannya tersusun dalam payung menggarpu, di ketiak daun, terdiri atas 3-7 kuntum; tangkai bunganya pendek; daun kelopaknya berbentuk tabung, bercuping 4 yang~dalam, panjangnya kira-kira 1 cm; daun mahkotanya sedikit lebih besar daripada daun kelopak, berbentuk tabung dan bercuping 4 juga, berwarna putih susu; benang sarinya 24-30 utas, menyatu di pangkalnya, membentuk pasangan-pasangan; bunga betina soliter, berada di ketiak daun, bertangkai pendek, ukurannya sedikit lebih besar daripada bunga jantan, memiliki 4-5(-8) staminodia.
Buah : bulat pipih,warna orange sampai coklat, mempunyai cepal tapi kecil. Buahnya bertipe buah buni yang berbentuk bulat atau bulat gepeng, berukuran (5-12) cm x (8-10) cm, berbulu beludru, berwarna coklat kemerahan, di pangkalnya ada topi dari kelopak yang kaku dan tidak rontok; kulit buahnya tipis, tertutup rapat oleh bulu-bulu pendek yang berwarna coklat keemasan, mengeluarkan bau keras yaftg mirip bau keju; daging buahnya berwarna keputih-putihan, keras, agak kering, rasanya manis, sepet, berbau harum. Bijinya 0-10 butir per buah, berbentuk baji, ukurannya mencapai 4 cm x 2,5 cm x 1,5 cm. Pohon asal benih cenderung tumbuh tegak, kadang-kadang hanya memiliki satu batang tanpa cabang. Akan tetapi, pohon yang berasal dari sambungan perawakannya pendek dan mengeluarkan lebih banyak cabang lateral. Pohon yang berasal dari semai berbuah 6-7 tahun setelah ditanam, sedangkan yang berasal dari sambungan 3-4 tahun. Pohon bisbul bervariasi terutama dalam bentuk dan perbuluan daun serta bentuk dan rasa buah. Kandungan Nama daerah bisbul di Filipina ialah 'mabolo,' berarti buah berbulu, mengacu kepada buahnya yang berbulu. Buah bisbul memiliki 60-73% dari bagian yang dapat dimakan, yang setiap 100 g berisi: air 83,0-84,3 g, protein 2,8 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,8 g, serat 1,8 g, abu 0,4-0,6 g, kalsium 46 mg, fosfor 18 mg, besi 0,6 mg, vitamin A 35 SI, tiamina 0,02 mg, riboflavin dan niasina 0,03 mg, dan vitamin C 18 mg. Nilai energinya rata-rata 332 kJ/100 g.

       

Manfaat
Selain manis, buah ini juga sangat manfaat. Setiap 100 gr buah bisbul mengandung protein 2,8 gr, lemak 0,2g, karbohidrat 11,8 gr, serat 1,8 gr, kalsium 46 mg, fosfor 18mg, zat besi 0,6mg, vitamin A 35 SI, vitamin C 18 mg, tiamin 0,02 mg, robflavin 0,03 dan energi 332 kj/100 gr. Buah bisbul juga memiliki kandungan serat yang cukup tinggi. Dengan kandungan yang demikian kaya, maka bisbul bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mem-perbaiki saluran pencernaan, meng-haluskan kulit, menjaga kesehatan mata dan mencegah sembelit.
Buah bisbul umumnya dimakan dalam keadaan segar jika matang. Rasanya agak manis, tetapi cukup kering. Daging buahnya juga dapat diiris-iris dan dicampur dengan buah-buahan lain untuk dijadikan rujak. Kayunya licin dan tahan lama, warnanya hitam dan banyak dimanfaatkan di Filipina untuk pembuatan kerajinan tangan. Pohon bisbul sering ditanam di pinggir jalan.

4.2.6  Pholidocarpus majadum

                                                                            
Sistematika Taksonomi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Arecidae
                         Ordo: Arecales
                             Famili:
Arecaceae (suku pinang-pinangan)
                                 Genus:
Pholidocarpus
                                     Spesies: Pholidocarpus majadum Becc.
(Mus, 2010).
Deskripsi
Berdasarkan pengamatan terhadap Pholidocarpus majadum didapatkan hasil bahwa palem ini termasuk ke dalam bangsa Arecales, suku Areceae yang memiliki ciri-ciri batang bulat, tinggi dapat mencapai ± 20 meter dan beruas. Terdapat tapas (Pengganti pelepah daun) pada batangny. Daun tunggal tersusun spiral , tangkai panjang  ≥ 1 meter , bagian tepi berduri bagian bawah terdapat 2 garis yang berwarna kuning. Tulang daun menjari, bertoreh dalam berbagi 90%. Perbungaan muncul di ketiak daun.
Pengamatan yang kami lakukan kemudian kami bandingkan dengan literature, menurut Becari (1904). Pholidocarpus majadum merupakan tumbuhan pohon yang tingginya mencapai 130 kaki, dan termasuk palem paleman, memiliki batang seperti kelapa, tetapi lebih ramping dan kayunya lebih keras. Daunnya berbentuk seperti kipas yang biasanya digunakan untuk atap  gubuk. ( Beccari , 1904 : 266).
Manfaat
            Palem biasanya digunakan sebagi tanaman hias. Daunnya dapat digunakan sebagai penutup atap. Selain itu batangnya dapat dimanfaatkan sebagi bahan anyaman ( Beccari , 1904 : 266)



.

4.2.7  Cinnamomum verum
 


                                                       


 Sistematika Taksonomi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo: Laurales
                             Famili: Lauraceae
                                 Genus: Cinnamomum
                                     Spesies: Cinnamomum verum J.Presl
Habitus:
Habitus Cinnamomum verum J.Presl  adalah berupa pohon yang mnjulang tinggi ke atas. Tingginya sekitar 50 meter dari permukaan tanah, nama  umum dari Cinnamomum verum J.Presl  adalah kayu manis. Kayu manis (Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum) ialah sejenis pohon. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
BATANG:
            Batang Cinnamomum verum J.Presl dengan diameter 125 cm. Batang nya bulat, dan berkulit halus.Batang  Cinnamomum verum J.Presl yang di mangfaatkan ke dunia memasak, kesehatan, aromatic dan lain-lain. Batang berkayu dan bercabang-cabang.
DAUN:
            Daun Cinnamomum verum J.Presl merupakan daun tunggal (oposite =berhadapan), bentuk daun bagian ujung runcing sampai meruncing.Pangkal daun melancip atau membagi.Bentuk daun nya bulat sampai lonjong.Daun tunggal, lanset, warna daun muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Daun kayu manis duduknya bersilang atau dalam rangkaian spiral. Panjangnya sekitar 9±12 cm dan lebar 3,4±5,4 cm, tergantung jenisnya. Warna pucuknya kemerahan, sedangkandaun tuanya hijau tua..Pertulangan menyirip kemudian ada pertulangan daun ke tiga. Panjang daun paling besar:24,5 cm.

BUNGA:
                 Perbungaan Cinnamomum verum J.Presl  muncul dari ujung pertumbuhan (Terminal) , berwarna kuning pucat. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning,ukurannya kecil.

BUAH:
                 Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam.Buahnya adalah buah buni, berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang, buah muda berwarna hijau tua dan buah tua berwarna ungu tua (Rismunandar dan Paimin, 2001)

AKAR:
                 Akar tunggang.

Manfaat:
                 Kulit kayu manis, yang merupakan salah satu jenis rempah-rempah itu, biasa digunakan untuk penambah rasa masakan, bahan pembuat kue, minuman, serta bahan baku jamu dan kecantikan. Kulit kayu manis juga bisa untuk bahan baku obat. Minyak kayu manis adalah minyak atsiri yang didapatkan dari tumbuhan kayumanis. Kulit kayu manis adalah jenis rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan citarasa dalam makanan dan minuman, dan bahan aditif pada pembuatan parfum serta obat-obatan. Kulit kayu manis mengandung minyak atsiri dan oleoresin.
                 Manfaat Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak wangi, kosmetik danobat ± obatan. Industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum.Industri makananmenggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Selama ini dauncengkeh kurang dimanfaatkan oleh para petani cengkeh sehingga terbuang begitu saja, padahal daun cengkeh dapat di kembangkan pengolahannya.Dalam penelitian ini minyak atsiri yang di hasilkan dari kayu manis diambil denganmetode distilasi uap. Beberapa metode destilasi yang popular dilakukan di berbagai perusahaan industri penyulingan minyak atsiri adalah Metode destilasi kering (langsung dari bahannya tanpa menggunakan air) metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang keringdan untuk minyak-minyak yang tahan pemanasan dan Destilasi air, meliputi destilasi air danuap air dan destilasi uap air langsung. Metode ini dapat digunakan untuk bahan keringmaupun bahan segar dan terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapatrusak akibat panas kering.
                 Kayu manis identik digunakan sebagai bumbu dalam penganan dalam perayaan Natal. Tapi tidak hanya menghadirkan aroma manis dan pedas pada makanan saja, ramuan kayu manis dapat menjaga kesehatan Anda juga. Jika biasanya Anda menggunakan kayu manis hanya sebagai bahan tradisional dalam kue Natal dan kue pie, kayu manis (cinnamomum verum) adalah salah.