BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan sangat memegang peran penting
terhadap masa depan dunia yang lebih baik. Karena tumbuhan mempunyai
fungsi-fungsi yang sangat penting dalam kehidupan ini yaitu menyerap karbon
dioksida (CO2) dan mengubahnya menjadi oksigen (O2).
Semua tentu sudah akrab dengan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Yang kita
makan adalah berasal dari tumbuhan. Yang menjadi penghias taman kita adalah
tumbuhan dan lain-lainnya. Dan kita semua sangat tergantung pada tumbuhan.
Karena tumbuhan adalah produsen di alam ini, tanpa produsen kita tidakmungkin
menjadi seorang konsumen.
Salah satu fungsi dari tumbuhan adalah
sebagai penghias baik taman, rumah, jalan sebagai peneduh jalan dan sebagainya.
Oleh karena itu, kami akan menjelaskan tentang derkripsi dan fungsi tumbuhan-tumbuhan
tegak yang berada di taman kota sehingga kita bisa mengetahui tumbuhan yang
cocok atau tidak di taman kota sebagai bentuk atas kepedulian terhadap lingkungan.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa di kota banyak sekali polusi-polusi
yang berasal dari asap sepeda motor atau
pabrik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pengamatan ini
adalah sebagai berikut:
1.
Tumbuhan tegak apa
sajakah yang biasa ditanam/tumbuh di taman kota?
2.
Bagaimanakah
deskripsi cirri-ciri dari tumbuhan tegak yang di tanam/tumbuh di taman kota?
3.
Apa fungsi dari
tumbuhan tegak yang ditanam atau tumbuh di taman kota?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui
macam-macam tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.
2.
Untuk mengetahui dan
memahami deskripsi atau ciri-ciri dari tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di
taman kota.
3.
Untuk mengetahui dan
memahami fungsi tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan sangat memegang peran penting
terhadap masa depan dunia yang lebih baik. Karena tumbuhan mempunyai
fungsi-fungsi yang sangat penting dalam kehidupan ini yaitu menyerap karbon
dioksida (CO2) dan mengubahnya menjadi oksigen (O2).
Semua tentu sudah akrab dengan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Yang kita
makan adalah berasal dari tumbuhan. Yang menjadi penghias taman kita adalah
tumbuhan dan lain-lainnya. Dan kita semua sangat tergantung pada tumbuhan.
Karena tumbuhan adalah produsen di alam ini, tanpa produsen kita tidakmungkin
menjadi seorang konsumen.
Salah satu fungsi dari tumbuhan adalah
sebagai penghias baik taman, rumah, jalan sebagai peneduh jalan dan sebagainya.
Oleh karena itu, kami akan menjelaskan tentang derkripsi dan fungsi tumbuhan-tumbuhan
tegak yang berada di taman kota sehingga kita bisa mengetahui tumbuhan yang
cocok atau tidak di taman kota sebagai bentuk atas kepedulian terhadap lingkungan.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa di kota banyak sekali polusi-polusi
yang berasal dari asap sepeda motor atau
pabrik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pengamatan ini
adalah sebagai berikut:
1.
Tumbuhan tegak apa
sajakah yang biasa ditanam/tumbuh di taman kota?
2.
Bagaimanakah
deskripsi cirri-ciri dari tumbuhan tegak yang di tanam/tumbuh di taman kota?
3.
Apa fungsi dari
tumbuhan tegak yang ditanam atau tumbuh di taman kota?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui
macam-macam tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.
2.
Untuk mengetahui dan
memahami deskripsi atau ciri-ciri dari tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di
taman kota.
3.
Untuk mengetahui dan
memahami fungsi tumbuhan tegak yang ditanam/tumbuh di taman kota.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
Sistemetika:
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Kelas Dicotyledonae
Ordo Palmales
Familia Palmaceae
Genus Elaeis
Spesies Elaeis guineensis Jacq
(Irwanto, 2006)
Nama Daerah:
Sawit afrika, kelapa
sawit, sawit bali (Indonesia)
African oil palm,
oil palm (Inggris)
Pembahasan Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan
tegak yang telah dilakukan di sekitar taman kota, tepatnya di Aluh-Alun kota
Malang diperoleh hasil bahwasanya terdapat beberapa tumbuhan tegak yang berada
di sekitar tempat tersebut. Di antaranya adalah sebagai beriku:
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan, diketahui bahwasanya tanaman kelapa sawit yang ditanam di sekitar
daerah tersebut merupakan pohon dengan ketinggian yang mencapai kurang lebih 20
meter.
Daun kelapa sawit berwarna hijau tua,
tersusun secara majemuk menyirip, berbentuk pita (ligulatus), dengan
ujung dan pangkal daun meruncing, tepi daun rata, serta daging daun seperti
perkamen. Pada umumnya secara keseluruhan, daun kelapa sawit mirip dengan daun
kelapa (Cocus nucifera).
Batang daun kelapa sawit berkayu,
berwarna coklat tua, memperlihatkan bekas-bekas daun, dan tata letak daunnya
spirostik. Sedangkan akarnya tidak kelihatan, karena pohon telah tertanam di
dalam tanah dan pohon cukup besar. Sehingga, tidak memungkinkan pohon tersebut
untuk dicabut demi mengetahui sistem perakarannya.
Selain itu, bagian bunga dan buah kelapa
sawit juga kurang begitu terlihat dengan jelas, karena pohon kelapa sawit cukup
tinggi.
Perbandingan dengan literatur
Deskripsi Tanaman:
A. Habitat
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
(15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari
permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat
hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi
perilaku pembungaan dan produksi buah sawit (Irwanto, 2006).
B. Habitus
Menurut Irwanto (2006), menyatakan bahwa
Kelapa sawit merupakan pohon yang tingginya
dapat mencapai 24 meter.
C. Morfologi
Tanaman
1.
Daun (Follium)
Seperti jenis palma lainnya, daun kelapa sawit
tersusun secara majemuk menyirip. Susunan ini menyerupai susunan daun pada daun
kelapa (Cocus nucifera). Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna
sedikit lebih muda. Panjang pelepah daun sekitar 7,5–9 m. Jumlah anak daun pada
setiap pelepah berkisar antara 250–400 helai. Produksi pelepah daun selama satu
tahun mencapai 20–30 pelepah (Ipteknet, 2012).
Daun kelapa sawit mirip daun kelapa yaitu
membentuk susunan daun majermuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun –
daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 m.
Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda
yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat
membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses
fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga
produksi akan meningkat. Produksi daun tergantung iklim setempat. Di Sumatera
Utara, misalnya produksi daun mencapai 20 – 24 helai/tahun. Umur daun mulai
terbentuk sampai tua sekitar 6 – 7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan
segar berwarna hijau tua (Irwanto, 2006).
Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah
anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah
pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang
dibandingkan dengan tanaman yang masih muda . Pada tanaman dewasa ditemukan
sekitar 40-50 pelepah. Saat tanaman berumur sekitar 10-13 tahun dapat ditemukan
daun yang luas permukaannya mencapai 10-15 m2. Luas permukaan daun akan
berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman. Semakin luas permukaan atau
semakin banyak jumlah daun maka produksinya akan meningkat karena proses
fotosintesis akan berjalan dengan baik (Irwanto, 2006).
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian,
sebagai berikut (Irwanto, 2006):
1.
Kumpulan
anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang
anak daun (midrib).
2.
Rachis
yang mempunyai tempat anak daun melekat.
3.
Tangkai
daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang.
4.
Seludang
daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan
memberi kekuatan pada batang.
Bentuk seludang daun yang terlihat pada daun
dewasa sudah tidak lengkap dan merupakan sisa dari perkembangan yang ada. Pada
daun yang sedang berkembang, seludang berbentuk pipa dan membungkus daun muda
secara sempurna. Namun, karena daun berkembang terus – menerus, sedangkan
seludang sudah tidak berkembang lagi, serabut – serabut seludang menjadi robek
dan tercerai membentuk barisan duri (spine) sepanjang tepi – tepi petiole
yang merupakan pangkal dari serabut tersebut (Ipteknet, 2012).
2.
Batang (Caullis)
Batang
kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi batang
bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai
pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Batang tanaman diselimuti
bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang
mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa
(Komandoko, 2008).
3.
Akar (Radix)
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar
serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Akar
serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi (Irwanto, 2006).
4.
Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah
satu. Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious
diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi
penyerbukan sendiri. Sehingga pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan
penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara
bunga betina terlihat lebih besar dan mekar (Ipteknet, 2012)
5.
Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu,
hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan
yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak
bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam
lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok
dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung
kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang
tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40 persen (Komandoko,
2008).
Buah
terdiri dari tiga lapisan (Iptekenet, 2012):
·
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan
licin.
·
Mesoskarp, serabut buah
·
Endoskarp, cangkang pelindung inti
6.
Biji
Biji yang tersusun dari (Ipteknet, 2012):
·
Endokarp (tempurung)
yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.
·
Endosperm (kernel) yang berwarna putih. Kernel
akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.
D. Manfaat
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam
peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi
dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan
pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan
iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik (Saraswati, 2009).
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah.
Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit
mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah
harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin (Irwanto,
2006).
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa
tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman.
Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu
digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam.
Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Iptekenet,
2012).
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur
90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti
dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan
cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan
ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur (Ipteknet,
2012).
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos (Ipteknet,
2012).
2.2 Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis
(L.H.Bailey)H.E.Moore)
Sistematika:
Kingdom Plantae
Divisio
Spermatophyta
Classis Monocotyledone
Ordo Arecales
Familia Arecaceae (Palmaceae)
Genus Hyophorbe
Species Hyophorbe
lagenicaulis (L.H.Bailey)H.E.Moore
(Irwanto, 2006)
Nama Daerah:
Palem botol (Indonesia)
Bottle palm (Inggris)
Pembahasan
Hasil Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwasanya palem botol merupakan pohon, yang beasal
dari salah satu suku Palmae yang
ketinggiannya mencapai kurang lebih sekitar 2 meter. Bentuknya hampir mirip
dengan palem raja, tetapi batang yang tumbuh tegak meninggi mempunyai bagian
terbesar pada bagian batang bawah, kelihatan menggembung, mirip seperi botol,
sehingga dinamakan palem botol.
Daun palem botol hanya terdiri dari
tangakai dan pelepah saja atau disebut dengan daun berupih, berwarna hijau muda
dan agak kekuning-kuningan, tersusun secara majemuk menyirip, berbentuk pita (ligulatus),
dengan susunan tulang daunnya sejajar, ujung daun dan pangkal daun meruncing,
tepi daun rata, serta daging daun seperti perkamen. Sama halnya dengan daun
kelapa sawit, pada umumnya secara keseluruhan, daun palem botol mirip dengan
daun kelapa (Cocus nucifera). Karena berasal dari satu Suku yaitu Palmae.
Batang palem botol berkayu, berwarna
coklat muda, memperlihatkan bekas-bekas daun, dan tata letak daunnya spirostik.
Batang mengembung di bagian bawah. Sedangkan akarnya tidak kelihatan, karena
pohon telah tertanam di dalam tanah dan pohon cukup besar. Sehingga, tidak
memungkinkan pohon tersebut untuk dicabut demi mengetahui sistem perakarannya.
Selain itu, bagian bunga dan buah palem
botol tidak terlihat, karena pohon palem botol masih muda.
Perbandingan dengan literatur
Deskripsi Tanaman
A. Habitat
Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis) merupakan jenis palem yang populer
sebagai tanaman hias. Dalam bahasa inggris disebut Bottle Palm atau Palmiste
Gargoulette. Palem jenis ini diperkirakan berasal dari Round Island, Mauritius
(Iptekenet, 2012).
B. Habitus
Menurut
Irwanto (2006), menyatakan bahwa Kelapa sawit merupakan pohon yang
tingginya dapat mencapai 15 meter.
C. Morfologi Umum Tanaman
1.
Daun (Folium)
Daun hijau terang menjuntai, dengan pelepah
daunnya berupa seludang yang saling menutup di ujung batangnya (Ipteknet,
2012).
2.
Batang (Caulis)
Berbatang tunggal dan keras berbentuk seperti
botol. Tinggi batangnya 2-10 meter digolongkan sebagai palem yang ber pohon
sedang, dengan batang yang tumbuh tegak dan meninggi memiliki lingkaran bekas
duduk daun pada batang (Ipteknet, 2012).
3.
Akar (Radix)
Palem memiliki akar serabut yang pendek dan
tumbuh menyebar tidak jauh dari tanaman. Meskipun pendek, akar palem ini mampu
menyangga dengan kuatnya batang yang tumbuh tegak (Irwanto, 2006).
4.
Bunga
Bunganya terangkai dalam malai dan menggantung
serta tersusun berpasang-pasangan. Satu bunga betina diapit oleh dua bunga
jantan (Irwanto, 2006).
5.
Buah
Buahnya berbentuk lonjong, jika masih muda
berwarna hijau, dan jika sudah matang berwarna merah atau kuning kecokelatan
(Komandoko, 2008).
6.
Biji
Biji yang tersusun dari (Ipteknet, 2012):
·
Endokarp (tempurung)
yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.
·
Endosperm (kernel) yang berwarna putih. Kernel
akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.
D. Manfaat
Palem botol merupakam salah satu tanaman hias dari keluarga
Araceceae dimanfaatkan sebagai penghias jalan atau sebagai tanaman hias di
halaman rumah (palem merah dan botol) (Ipteknet, 2012).
2.3 Kelapa (Cocus
nucifera)
Sistematika:
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Kelas Liliopsida
Ordo
Arecales
Famila Arecaceae
Famila Arecaceae
(Komandoko,
2008)
Nama latin : Cocos nucifera L.
Nama latin : Cocos nucifera L.
Nama Daerah:
Indonesia:
|
Kelapa,
nyiur, kalapa (Snd), krambil (Jw),
|
Inggris:
|
Coconut
|
Melayu:
|
Kelapa,
Nyiur
|
Vietnam:
|
Dua
|
Thailand:
|
Maphrao
|
Pilipina:
|
Niyog,
Lobi, Inniug, Ongot, Gira
|
Cina:
|
ye zi
|
Jepang:
|
Yashi
no mi, kokonattsu
|
Deskripsi Tanaman:
A.
Habitat
Identifikasi tanaman tegak yang telah dilakukan di taman kota malang
tanaman yang diperoleh di antaranya yaitu, pohon kelapa (Cocos nucifera L.)
pada identifikasi pohon kelapa yang diperoleh panjangnya sekitar 2 m.
Kelapa adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Cukup mudah
beradaptasi dengan perbedaan suhu dan persediaan air dan masih umum ditemui di
daerah dekat batasan zona ekologinya. Kebutuhan sinar matahari tahunan di atas
2000 jam, minimal 120 jam per bulan. Suhu rata-rata optimal pada 27°C dengan rata-rata
variasi diurnal 5—7°C. Untuk hasil yang baik, suhu rata-rata minimum 20°C. Suhu
di bawah 7°C dapat merusak palem muda, tetapi tiap-tiap kultivar tertentu
mempunyai toleransi berbeda terhadap suhu rendah. Pada umumnya kelapa ditanam
di daerah pada ketinggian di bawah 500 m, tapi dapat tumbuh subur pada
ketinggian sampai 1000 m, walaupun suhu rendah akan mempengaruhi pertumbuhan
dan hasil. Biasanya palem tumbuh di daerah dengan sebaran curah hujan tahunan
merata antara 1000—2000 mm dan kelembaban relatif tinggi, tetapi masih dapat
bertahan pada daerah lebih kering tetapi dengan kelembaban tanah yang memadai.
Daun yang semi-serofitik memungkinkan untuk meminimalkan kehilangan air dan
tahan kering untuk beberapa bulan. Kelapa tumbuh subur pada berbagai tanah,
bila drainase dan aerasinya cukup. Kelapa merupakan halofitik dan toleran pada
garam dengan baik. Dapat tumbuh pada berbagai pH tapi tumbuh paling baik pada
pH 5.5—7 (Vossen,2012).
B.
Habitus
Pohon kelapa
merupakan pohon palem berumah satu, tidak berduri, tidak
bercabang, dengan mahkota daun terminal (vossen,2010).
C. Morfologi Secara Umum
1.
Daun (Folium)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yag
penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini
hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan
buku-buku daun (nudus) batang. Dan tempat di atas daun yang merupakan
sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun pada pohon kelapa (Cocus nucifera L.) yaitu, berpelepah, tersusun spiral, menyirip, pinak daun melanset-memita,
tersusun rapi pada satu bidang (Vossen, 2010).
Daun pohon kelapa
yaitu, mempunyai daging daun yang seperti perkamen (perkamenteus), tipis
tetapi cukup kaku, misalnya daun kelapa (Cocus nucifera) (Tjitrosoepomo, 2005).
2.
Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengaitkan
tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tumbuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005).
Batang pada pohon kelapa yaitu, menyilinder, tegak, sering menekuk atau miring, abu-abu muda,
menggundul dan mencincin nyata dengan lampang daun yang gugur (Vossen, 2010).
Batang pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.)
merupakan pohon yang mempunyai bentuk batang yang berbentuk bulat (teres)
(Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut arah tubuh tegak batang yang tegak
lurus (erectus), yaitu jika arahnya tegak lurus ke atas, misalnya pepaya
(Carica papaya) (Tjitrosoepomo, 2005).
3.
Akar (Radix)
Akar pada pohon kelapa (Cocus nucifera L.) yaitu memunyai akar serabut.
4.
Bunga
Perbungaan ketiak, ketika muda terlihat seperti
tongkol dalam seludang, setelah terbuka tersusun membulir dan spiral,
masing-masing dengan 200—300 bunga jantan dan hanya satu sampai beberapa bunga
betina dekat bagian pangkal yang gundul. Bunga jantan 1—3 menyatu, melekat,
kuning muda, bunga betina soliter, jauh lebih besar dari bunga jantan, membulat
saat kuncup, membundar telur saat antesis (Vossen, 2010).
5.
Bagian-Bagian Kelapa
Bagian-bagian kelapa (Cocus nucifera L.) dari bagian luar sampai dalam diantaranya adalah sebagai berikut
(iptek,2012):
a.
Buah kelapa
Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut,
tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Buah berserat, membulat, membundar telur
atau menjorong, lembut, hijau, oranye cerah, kuning sampai warna gading bila
masak, biasanya mengering sampai coklat-keabu-abuan pada buah tua.
b.
Kulit luar
Kulit luar merupakan
lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna bervariasi
dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada kematangan buah. Jika tidak
ada goresan dan robek, kulit luar kedap air.
c.
Sabut kelapa
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar
dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri
dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat
adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat
525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).
d.
Tempurung
Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri
dari lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan
tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan
oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung
sekitar 15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa.
e.
Kulit daging buah
Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat
pada bagian terluar daging buah.
f.
Daging buah
Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm)
berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi
tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua
merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 35 %). Pada tabel 2
dapat dilihat komposisi zat gizi daging buah kelapa.
g.
Air kelapa
Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat,
protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada
umur buah. Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba,
misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.
D.
Manfaat Pohon Kelapa
Ada beberapa komoditi yang dapat diperoleh dari pohon kelapa, yaitu batang,
daun, nira dan bagian-bagiannya yang memiliki banyak kegunaan yaitu
(iptek,2012):
1. Batang
Batang kelapa tua dapat dijadikan bahan
bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu dan kayu bakar. Batang yang
benar-benar tua dan kering sangat tahan terhadap sengatan rayap. Kayu dari
pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaannya licin
dengan tekstur yang menarik
2. Daun
Daun kelapa sering
digunakan untuk hiasan atau janur, sarang ketupat dan juga atap rumah. Tulang
daun atau lidi dijadikan barang anyaman, sapu lidi dan tusuk daging (sate).
3.
Nira
Nira adalah cairan
yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5 sampai
20,0 %. Nira kelapa diperoleh dengan memotong bunga betina yang belum matang,
dari ujung bekas potongan akan menetes cairan nira yang mengandung gula. Nira
dapat dipanaskan untuk menguapkan airnya sehingga konsentrasi gula meningkat
dankental. Bila didinginkan, cairan ini akan mengeras yang disebut gula kelapa.
Nira juga dapat dikemas sebagai minuman ringan.
4.
Buah
Banyak dari bagian buah merupakan bahan yang
bermanfaat. Sabut kelapa yang telah dibuang gabusnya merupakan serat alami yang
berharga mahal untuk pelapis jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali
5.
Tempurung kelapa
Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai
kayu bakar, atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat digunakan sebagai
kayu bakar biasa atau diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai
industri pengolahan.
6.
Daging kelapa
Daging kelapa merupakan bagian yang paling
penting dari komoditi asal pohon kelapa. Daging kelapa yang cukup tua, diolah
menjadi kelapa parut, santan, kopra, dan minyak goreng. Sedang daging kelapa
muda dapat dijadikan campuran minuman cocktail dan dijadikan selai.
7.
Air kelapa
Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan kecap dan sebagai media pada fermentasi nata de coco.
Manfaat lainnya yaitu sebagai berikut :
Kelapa sering
disebut sebagai 'pohon kehidupan', 'pohon surga' dan 'salah satu anugrah alam
yang terbesar untuk manusia'. Hal ini disebabkan karena segala manfaat yang
diberikannya untuk kehidupan. Untuk ekstraksi minyak dalam rumah tangga,
endokarp segar dari buah yang matang diparut dan diperas dengan air panas;
untuk produksi dalam skala industri, endosperma dikeringkan menjadi kopra dan
digiling untuk ekstraksi minyak (Vossen, 2010).
Minyak berkualitas
tinggi dipakai untuk memasak atau digunakan dalam produksi margarin,
shortening, susu isi, es krim dan gula-gula. Minyak berkualitas agak rendah
diproses menjadi sabun, detegen, kosmetik, sampo, cat, pernis dan produk-produk
farmasi. Minyak kelapa mempunyai potensi sebagai bahan baku energi, walaupun
masih memerlukan penelitian lebih lanjut (Vossen,2010).
Saat ini minyak kelapa murni yang disebut VCO
(Virgin Coconut Oil) merupakan hasil pemurnian minyak kelapa dengan menggunakan
teknologi umum diproduksi dan dijual dalam botolan untuk dipakai sebagai obat
dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit (Vonssen, 2010).
Sisa asam lemak dan
alkohol dan metil ester dipakai sebagai komponen pengemulsi dan surfaktan.
Santan yang diperas dari campuran antara endosperma yang diparut dengan air
merupakan bahan yang dipakai dalam berbagai masakan Asia dan produk-produk
bakery. Saat ini dipasarkan dalam kaleng yang sudah dipasteurisasi dan
dihomogenisasi dan dalam bentuk bubuk. 'Blondo' atau 'galendo' merupakan
makanan yang lezat (di Jawa) yang diperoleh dari proses pembuatan santan dengan
merebus parutan dari kelapa segar. Bubuk susu skim, yang diperoleh setelah
merebus santan segar dan membuang minyak yang mengapung, mengandung 25% tepung
yang terhidrolisis dan dapat dicampur dengan air sebagai minuman (Vonssen, 2010).
Protein dapat
dipisahkan melalui ultrafiltrasi dan disemprot-keringkan pada bubuk putih,
dimana sangat cocok untuk nutrisi anak-anak. Susu skim kelapa merupakan bahan
penting untuk `nata de coco` yang banyak digunakan makanan pencuci mulut
(manis), es krim dan gula-gula. Endosperma segar yang diparut atau diiris
tipis-tipis dan didesikasi merupakan hidangan pelengkap favorit dan bahan dalam
pembuatan berbagai macam gula-gula, bakery dan makanan ringan (Vonssen, 2010).
Air kelapa terasa
manis pada kelapa muda dan saat ini air kelapa telah diawetkan secara komersial
tanpa mengubah rasa aslinya. Digunakan juga dalam pembuatan `nata de coco`,
yang diproduksi dengan kerja bakteri pada air kelapa atau santan yang
diencerkan, telah dikembangkan di Indonesia (Vonssen, 2010).
Juga merupakan
sumber dari hormon pertumbuhan yang murah bagi hortikultura, seperti Cocogro di
Filipina. Endospema yang kenyal, seperti jelly dari kelapa muda sangat enak
untuk dimakan langsung atau diparut dan dicampur dengan makanan. Haustorium
dari kelapa yang berkecambah dapat dimakan langsung (Vonssen, 2010).
Cangkang kelapa
dapat digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga dan pot-pot hias, dan
dibuat batubara (cocot untuk aktivasi) atau dipakai untuk bahan bakar. Cangkang
yang sudah ditumbuk halus dipakai sebagai pengisi untuk perekat resin dan bubuk
untuk mencetak (Vonssen, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar