RUMMAN/BUAH DELIMA (Punica granatum)
Menurut Perspektif Agama Dan Sains
“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir
Semester (UAS) Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi (TTT)
Dosen Pengampu:
Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikamati Laily, M.Si
Disusun Oleh:
Elik Sutriani (10620084)
KELAS C
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Di dalam al Quran, terekam indah firman Allah
yang bermaksud, ” Di dalam kedua- duanya (syurga) juga terdapat buah- buahan
serta pohon kurma dan delima.”(QS. Ar-Rahman: 68). Allah menyebut buah
delima (rumman) sebanyak 3 kali di dalam ayat-Nya untuk menunjukkan betapa
hebatnya penciptaan Allah itu dan ia juga disebut sebagai buahan daripada surga.
Jika ditinjau, delima yang berasal dari negara
Iran dikenali sebagai Punica granatum dalam istilah botani juga didapati
di India, Afghanistan dan Syria. Pada zaman Nabi Musa as, buah delima yang
bermutu sudah ditanam di Palestin dan Lebanon. Buah delima menjadi simbol
kesuburan bagi perkahwinan masyarakat di Timur Tengah. Manakala dalam agama
Kristian, buah delima menjadi simbol kebangkitan semula dan kehidupan yang
kekal serta dalam agama Buddha, buah delima dikatakan buah yang berkat selain
daripada buah limau dan pic. Di China pula, buah delima menjadi satu simbol
kesuburan, rezeki yang melimpah ruah, keturunan yang ramai dan masa depan yang
diberkati. Namun, dalam Islam, buah delima merupakan salah satu buah yang
terdapat di dalam syurga yang dikurniakan Allah sebagai rezeki yang boleh
dinikmati oleh umat manusia yang menunjukkan tanda- tanda kekuasaanNya
sebagaimana yang termaktub dalam firmanNya di dalam surah al An’am ayat 99 dan
ayat 141.
Al Ghazali mengajak manusia agar merenung
tentang penciptaan buah delima sebagai tanda kehebatan Allah di mana ia
terbentuk seperti kantung- kantung kecil yang segar, dengan bahagian bawahnya
besar dan bahagian atasnya tipisyang kelihatan seperti bukit.Kemasan yang
tersusun rapi biji buah tersebut seakan disusun oleh manusia serta dibalut
dengan kulit yang tipis seperti tenunan halus dan akhirnya ia dibalut dengan
kulit yang tebal mengelilingi buah delima tersebut. Hikmah penciptaan buah
delima dengan percaturan yang sebegitu rupa mempunyai nilai kehebatan
tersendiri. Seandainya ia tidak dilapisi dengan lapisan yang halus itu, sudah
tentu sari makanan tidak dapat sampai kepada biji buah delima tersebut. Dengan
mendapat sari makanan itulah, buah delima mempunyai rasa manis tetapi akarnya
sendiri mempunyai rasa yang amat pahit.. Lapisan yang membagi ruang biji buah
delima berfungsi untuk memelihara buahnya dan seluruh biji buah tersebut
dilitupi dengan kulit yang keras tetapi rasanya agak pahit adalah untuk
menjaganya bebas daripada segala hama. Sorotan tentang kejadian ini menunjukkan
kepada kita betapa setiap kejadian yang Allah ciptakan mempunyai keistimewaan
tersendiri.
Tidak dapat dinafikan bahawa terdapat bukti
yang menyatakan bagian pokok delima banyak kegunaan dan faedahnya. Dan ini
telah diakui dalam perubatan melayu seperti ramuan jamu daripada pokok delima
sebagai ubat cacing. Ramuan ini sebenarnya sudah lama diamalkan oleh masyarakat
tradisional melayu. Mungkin, ilmu perubatan Melayu tradisional ini tidak terus
diamalkan dan tidak langsung sampai kepada generasi baru sekarang dan ia
seolah- olah dibiarkan begitu sahaja. Bagian kulit buah delima pula mengandungi
sejenis alkaloid yang boleh mengawal beberapa cenis cacing seperti cacing pita
yang mendiami perut manusia. Rasanya yang pahit tidak sesuai untuk dimakan
tidak seperti bijinya yang manis, tetapi manfaat daripada rasa pahit tersebut
ialah dapat menghapuskan cacing pita dalam perut manusia. Kulitnya yang tebal
pula bertanggungjawab melindungi buah delima supaya dapat disimpan dengan mutu
yang baik. Jika diselusuri faedah dan kepentingan kulit serta batang buah
delima, ia dapat digunakan untuk melembut dan menguningkan kulit lembu dan
kambing dalam industri barangan kulit di Morocco dan Syria. Ini kerana kulitnya
mengandungi punicotannic acid yang agak tinggi iaitu sebanyak 22%. Manakala
bunga buah delima pula mempunyai nilai yang amat tinggi dalam tujuan perubatan
kerana ia dapat mengubati pelbagai jenis penyakit.
Justru, kemanfaatan buah delima tidak dapat
disangkal lagi kerana ia bukanlah hanya sekadar sebiji buah yang mengandungi
banyak khasiat untuk dimakan tetapi keseluruhan penciptaan pokok buah delima
memberi manfaat kepada umat manusia. Sekaligus ia menggambarkan kepada kita,
betapa hebatnya kuasa Allah dan Ini
menunjukkan betapa setiap kejadian yang Allah cipta mempunyai rahsia dan
keistimewaan tersendiri agar manusia mendapat manfaat dan menilai kurniaan
tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aya-ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang
rumman/buah delima (Punica granatum).
2. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica
granatum) menurut pespektif agama.
3. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica
granatum) menurut perspektif sains.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaska mengenai rumman/buah
delima (Punica granatum).
2. Mengetahui lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica
granatum) menurut perspektif agama.
3. Mengetahui lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica
granatum) menurut perspektif sains.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaskan rumman/buah
delima (Punica granatum)
2.1.1 QS. Ar-Rahman: 68
“Di dalam keduanya (ada
macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman: 68)
2.1.2 QS. Al-An’am: 99
“Dan Dialah yang
menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am: 99)
2.1.2 QS. Al-An’am: 141
“Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am: 141)
2.2 Rumman/buah delima (Punica
granatum) menurut perspektif agama
2.2.1 QS. Ar-Rahman: 68
Allah swt berfirman dalam QS. Ar-Rahman:
68
“Di dalam keduanya
(ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman: 68).
Ayat di atas menyiratkan bahwa ada faktor keunggulan dan keutaman
kedua buah tersebut. Allh swt telah menanamkan sejumlah kelebihan di dalamnya
sebagaimana diketahui ilmu pengetahuan modern. Kurma mengandung zat gula dengan
kadar yang tinggi, dan mudah diserap oleh tubuh, serta membantu tubu
menghasilkan energi dalam jumlah besar. Sedangkan buah delima terbukti
mengandung zat asam lemonik dengan kadar yang tinggi, setelah melalui
pembakaran (metabolisme) dapat membantu meminimalisir pengatuh zat asam dalam
urine dan darah. Selain itu dalam buah delima juga terdapat banyak zat gula
yang mudah diserap oleh tubuh dan dapat mengahasilakn energi.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas secara mauquf dan secara marfu’:
“setiap jenis dari delima kalian di dunia ini
pasti merupakan hasil dari delima surga.”
Sementara riwayat mauqufnya mirip, Harb dan perawi lain
meriwayatkan dari Ali bahwa beliau berkata:
“Makanlah buah delima dan bagian dagingnya sekaligus,
karena buah ini berfungsi membersihkan lambung.”
2.2.2 QS. Al-An’am: 99
Allah berfirman dalam QS. Al-An’am: 99
“Dan Dialah yang
menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am:99)
Melanjutkan pembahasan sebelumnya, yang
diungkapkan sebagai bukti keesaan dan kebesaran Allah, ayat ini menyatakan
tentang kekuasaan Allah dalam menurunkan hujan dari awan di langit, yang
dengannya tumbuh dan berkembang segala sesuatu . artinya, makanann untuk
binatang buas, burung-burung, hewan-hewan liar dan manusia dihasilkan dengan
cara sepeti itu, agar mereak memakannya dan dapat dan dapat tumbuh. Ayat ini
menyatakan, Dan Dialah yang menurunkan air dari langit dan dengan air itu
Kami tumbuhkan dengan pesat segala macam tumbuh-tumbuhan,,,
Dengan demikian, maksud dari kalimat
al-Qur’an nabata kulli sya’in (tumbuh segala macam tetumbuhan dengan pesat)
adalah sesuatu yang dengannya segala sesuatu yang lain bisa tumbuh dan
berkembang.
Makna dari ayat ini adalah Allah swt
menumbuhkan segala jenis tanaman dengan air hujan. Karena itu, maksud dari
ungkapan kulli sya’I adaalha untuk semua jenis tanaman. Unsur terpentingnya,
yakni air, merupakan penyebab menculnya tanam-tanaman dan tumbuh dan
berkembanganya makhluk hidup.
Ayat ini menambahkan,.. kemudian dari
tumbuhan itu Kami munculnya (daun) hijau…
Allah swt menumbuhkan tanaman dengan air
hujan, lalu tanaman itu mengalami vegetasi, dan dari vegetasi itu Allah
menumbuhkan biji-bijian dan kelopak-kelopak, seperti kelopak gandum, tanaman
biji-bijian, dan sejenisnya.
….yang dengannya kami membuatkan
biji-biji halus yang tertumpuk (di kelopak-kelopaknya): dan pada pohon kurma,
pada tangakai-tangkainya yang tertutup, yang menyembul tandan-tandanya (kurma
itu) yang mudah dijangkau,…
Dari tampuk-tampuk bunga pohon kurma, Dia
mengelurkan tandan-tandan kurma yang menjurai dan mudah dijangkau. Ini adalah
bukti bahwa pohon kurma kadang-kadang tinggi dan buahnya sulit dijangkau,
tetapi ketika pohon iturendah, buah-buahnya mudah dijangkau. Pada ayat suci ini
hanya jenis kedua yang disebutkan sementara jenis yang pertama tidak
disebutkan. Sebenarnya al-qur’an mencukupkan penyebutan satu jenis dan mengira
bahwa jenis yang lain itu menjadi rujukan dalam pembahasa ini.
Beberapa ahli tafsir menyatakan tentang
maksud dari istilah daniyah (dapat dijangkau), yang disebutkan pada ayat
ini bahwa buah pohon kurma itu begitu lebat dan berlimpah, sehingga menjunytai
ke bawah seolah hendak menyentuh tanah. Dengan kata lain, buah dari sebagian pohon
kurma menjangkau permukaan tanah.
Ada pula sebagaian pohon lain yang
buahnya memiliki kelopak dan tempurung, hanya pohon kurma saja yang tidak
memiliki kelopak dan tempurung. Tetapi, Allah swt, Yang Maha Terpuji, telah
menunjuk hanya aspek yang disebut belakangan dalam ayat ini membatasinya dari
pernyataan tentang aspek yang lain. Alasan dari cara ini barangkali karena
‘kurma’ mengandung banyak dan mengandung banyak nutrisi makanan.
Ayat ini selanjutnya mengatakan, …..dan
juga kebun-kebun anggur, zaitun dan delima, …
Dengan menggunakan air, Allah swt
menumbuhkan kebun anggun, zaitun, dan delima. Zaitun dan delima disebutkan
secara bersamaan karena tangkai-tangkainya tampak berdaun lebat dari atas
sampai bawah pohon bagi orang-orang Arab,,,yang serupa dan tidak serupa,,,.
Pepohonan tampak lebih memiliki kesamaan
satu sama lain, tetapi rasa buahnya berbeda. Beberapa ahli tafsir mengatakan,
kalimat dalam ayat ini menunjukkan bahwa daun pepohonan itu mirip satu sama
lain tetapi buahnya memiliki perbedaan rasa. Lebih tepat bila dikatakan bahwa
semua pepohonan itu memiliki kesamaan antara satu dengan yang lain dari satu
sisi, tetapi berbeda dari sisi yang lain.
…Perhatikan buahnya tatkala pohonnya
berbuah, dan (menjadi) matang…
Lihatlah sebagai contoh bagaimana
pohon-pohom itu berbuah dan bagaimana buah-buahnya matang dan dikonsumsi.
Artinya, kita bisa mengikuti tahap-tahap proses yang terjadi di dalamnya, sejak
saat buah itu muncul di ranting pohon sampai saat matangnya, bersamaan dengan
perubahan-perubahan yang kecil dan besar, sehingga kita mengerti bahwa ada
Pencipta yang Maha bijaksana baik dalam penciptaan maupun pengaturannya.
Kalimat terakhir ayat ini berbunyi
sebagai berikut,…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.
Benar, dalam penciptaan buah-buahan dan
tanaman, dengan semua perbedaan alamiah yang mereka miliki, dan ketelitian ynag
benar-benar bijaksaan yang terdapat dalam struktur mereka, terdapat beberapa
bukti yang jelas dan meyakikan bagi orang-orang beriman yang menyatakan bahwa
semua itu memiliki Pencipta yang menghiasi dengan hiasan-hiasan penciptaan
secara bijaksana dan berpengetahuan.
2.2.3 QS. Al-An’am:141
Allah berfirman dalam QS. Al-An’am: 141
Tidak ada komentar:
Posting Komentar