Senin, 25 Juni 2012

Rumman/Delima (Punica granatum) Menurut perspektif agama dan sains


RUMMAN/BUAH DELIMA (Punica granatum)
Menurut Perspektif Agama Dan Sains
 “Makalah  Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi (TTT)


Dosen Pengampu:
Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikamati Laily, M.Si

Disusun Oleh:
Elik Sutriani (10620084)
KELAS C












JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang
Di dalam al Quran, terekam indah firman Allah yang bermaksud, ” Di dalam kedua- duanya (syurga) juga terdapat buah- buahan serta pohon kurma dan delima.”(QS. Ar-Rahman: 68). Allah menyebut buah delima (rumman) sebanyak 3 kali di dalam ayat-Nya untuk menunjukkan betapa hebatnya penciptaan Allah itu dan ia juga disebut sebagai buahan daripada surga.
Jika ditinjau, delima yang berasal dari negara Iran dikenali sebagai Punica granatum dalam istilah botani juga didapati di India, Afghanistan dan Syria. Pada zaman Nabi Musa as, buah delima yang bermutu sudah ditanam di Palestin dan Lebanon. Buah delima menjadi simbol kesuburan bagi perkahwinan masyarakat di Timur Tengah. Manakala dalam agama Kristian, buah delima menjadi simbol kebangkitan semula dan kehidupan yang kekal serta dalam agama Buddha, buah delima dikatakan buah yang berkat selain daripada buah limau dan pic. Di China pula, buah delima menjadi satu simbol kesuburan, rezeki yang melimpah ruah, keturunan yang ramai dan masa depan yang diberkati. Namun, dalam Islam, buah delima merupakan salah satu buah yang terdapat di dalam syurga yang dikurniakan Allah sebagai rezeki yang boleh dinikmati oleh umat manusia yang menunjukkan tanda- tanda kekuasaanNya sebagaimana yang termaktub dalam firmanNya di dalam surah al An’am ayat 99 dan ayat 141.
Al Ghazali mengajak manusia agar merenung tentang penciptaan buah delima sebagai tanda kehebatan Allah di mana ia terbentuk seperti kantung- kantung kecil yang segar, dengan bahagian bawahnya besar dan bahagian atasnya tipisyang kelihatan seperti bukit.Kemasan yang tersusun rapi biji buah tersebut seakan disusun oleh manusia serta dibalut dengan kulit yang tipis seperti tenunan halus dan akhirnya ia dibalut dengan kulit yang tebal mengelilingi buah delima tersebut. Hikmah penciptaan buah delima dengan percaturan yang sebegitu rupa mempunyai nilai kehebatan tersendiri. Seandainya ia tidak dilapisi dengan lapisan yang halus itu, sudah tentu sari makanan tidak dapat sampai kepada biji buah delima tersebut. Dengan mendapat sari makanan itulah, buah delima mempunyai rasa manis tetapi akarnya sendiri mempunyai rasa yang amat pahit.. Lapisan yang membagi ruang biji buah delima berfungsi untuk memelihara buahnya dan seluruh biji buah tersebut dilitupi dengan kulit yang keras tetapi rasanya agak pahit adalah untuk menjaganya bebas daripada segala hama. Sorotan tentang kejadian ini menunjukkan kepada kita betapa setiap kejadian yang Allah ciptakan mempunyai keistimewaan tersendiri.
Tidak dapat dinafikan bahawa terdapat bukti yang menyatakan bagian pokok delima banyak kegunaan dan faedahnya. Dan ini telah diakui dalam perubatan melayu seperti ramuan jamu daripada pokok delima sebagai ubat cacing. Ramuan ini sebenarnya sudah lama diamalkan oleh masyarakat tradisional melayu. Mungkin, ilmu perubatan Melayu tradisional ini tidak terus diamalkan dan tidak langsung sampai kepada generasi baru sekarang dan ia seolah- olah dibiarkan begitu sahaja. Bagian kulit buah delima pula mengandungi sejenis alkaloid yang boleh mengawal beberapa cenis cacing seperti cacing pita yang mendiami perut manusia. Rasanya yang pahit tidak sesuai untuk dimakan tidak seperti bijinya yang manis, tetapi manfaat daripada rasa pahit tersebut ialah dapat menghapuskan cacing pita dalam perut manusia. Kulitnya yang tebal pula bertanggungjawab melindungi buah delima supaya dapat disimpan dengan mutu yang baik. Jika diselusuri faedah dan kepentingan kulit serta batang buah delima, ia dapat digunakan untuk melembut dan menguningkan kulit lembu dan kambing dalam industri barangan kulit di Morocco dan Syria. Ini kerana kulitnya mengandungi punicotannic acid yang agak tinggi iaitu sebanyak 22%. Manakala bunga buah delima pula mempunyai nilai yang amat tinggi dalam tujuan perubatan kerana ia dapat mengubati pelbagai jenis penyakit.
Justru, kemanfaatan buah delima tidak dapat disangkal lagi kerana ia bukanlah hanya sekadar sebiji buah yang mengandungi banyak khasiat untuk dimakan tetapi keseluruhan penciptaan pokok buah delima memberi manfaat kepada umat manusia. Sekaligus ia menggambarkan kepada kita, betapa hebatnya kuasa Allah dan  Ini menunjukkan betapa setiap kejadian yang Allah cipta mempunyai rahsia dan keistimewaan tersendiri agar manusia mendapat manfaat dan menilai kurniaan tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui aya-ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang rumman/buah delima (Punica granatum).
2.   Untuk mengkaji lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica granatum) menurut pespektif agama.
3.   Untuk mengkaji lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica granatum) menurut perspektif sains.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.   Mengetahui ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaska mengenai rumman/buah delima (Punica granatum).
2.   Mengetahui lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica granatum) menurut perspektif agama.
3.   Mengetahui lebih dalam mengenai rumman/buah delima (Punica granatum) menurut perspektif sains.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaskan rumman/buah delima (Punica granatum)
2.1.1  QS. Ar-Rahman: 68

“Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman: 68)

2.1.2 QS. Al-An’am: 99

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am: 99)

 
2.1.2  QS. Al-An’am: 141
 
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am: 141)

2.2 Rumman/buah delima (Punica granatum) menurut perspektif agama
2.2.1 QS. Ar-Rahman: 68
Allah swt berfirman dalam QS. Ar-Rahman: 68
 
“Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman: 68).

Ayat di atas menyiratkan bahwa ada faktor keunggulan dan keutaman kedua buah tersebut. Allh swt telah menanamkan sejumlah kelebihan di dalamnya sebagaimana diketahui ilmu pengetahuan modern. Kurma mengandung zat gula dengan kadar yang tinggi, dan mudah diserap oleh tubuh, serta membantu tubu menghasilkan energi dalam jumlah besar. Sedangkan buah delima terbukti mengandung zat asam lemonik dengan kadar yang tinggi, setelah melalui pembakaran (metabolisme) dapat membantu meminimalisir pengatuh zat asam dalam urine dan darah. Selain itu dalam buah delima juga terdapat banyak zat gula yang mudah diserap oleh tubuh dan dapat mengahasilakn energi.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas secara mauquf dan secara marfu’:
“setiap jenis dari delima kalian di dunia ini pasti merupakan hasil dari delima surga.”
Sementara riwayat mauqufnya mirip, Harb dan perawi lain meriwayatkan dari Ali bahwa beliau berkata:
“Makanlah buah delima dan bagian dagingnya sekaligus, karena buah ini berfungsi membersihkan lambung.”
2.2.2 QS. Al-An’am: 99
Allah berfirman dalam QS. Al-An’am: 99

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am:99)

Melanjutkan pembahasan sebelumnya, yang diungkapkan sebagai bukti keesaan dan kebesaran Allah, ayat ini menyatakan tentang kekuasaan Allah dalam menurunkan hujan dari awan di langit, yang dengannya tumbuh dan berkembang segala sesuatu . artinya, makanann untuk binatang buas, burung-burung, hewan-hewan liar dan manusia dihasilkan dengan cara sepeti itu, agar mereak memakannya dan dapat dan dapat tumbuh. Ayat ini menyatakan, Dan Dialah yang menurunkan air dari langit dan dengan air itu Kami tumbuhkan dengan pesat segala macam tumbuh-tumbuhan,,,
Dengan demikian, maksud dari kalimat al-Qur’an nabata kulli sya’in (tumbuh segala macam tetumbuhan dengan pesat) adalah sesuatu yang dengannya segala sesuatu yang lain bisa tumbuh dan berkembang.
Makna dari ayat ini adalah Allah swt menumbuhkan segala jenis tanaman dengan air hujan. Karena itu, maksud dari ungkapan kulli sya’I adaalha untuk semua jenis tanaman. Unsur terpentingnya, yakni air, merupakan penyebab menculnya tanam-tanaman dan tumbuh dan berkembanganya makhluk hidup.
Ayat ini menambahkan,.. kemudian dari tumbuhan itu Kami munculnya (daun) hijau…
Allah swt menumbuhkan tanaman dengan air hujan, lalu tanaman itu mengalami vegetasi, dan dari vegetasi itu Allah menumbuhkan biji-bijian dan kelopak-kelopak, seperti kelopak gandum, tanaman biji-bijian, dan sejenisnya.
….yang dengannya kami membuatkan biji-biji halus yang tertumpuk (di kelopak-kelopaknya): dan pada pohon kurma, pada tangakai-tangkainya yang tertutup, yang menyembul tandan-tandanya (kurma itu) yang mudah dijangkau,…
Dari tampuk-tampuk bunga pohon kurma, Dia mengelurkan tandan-tandan kurma yang menjurai dan mudah dijangkau. Ini adalah bukti bahwa pohon kurma kadang-kadang tinggi dan buahnya sulit dijangkau, tetapi ketika pohon iturendah, buah-buahnya mudah dijangkau. Pada ayat suci ini hanya jenis kedua yang disebutkan sementara jenis yang pertama tidak disebutkan. Sebenarnya al-qur’an mencukupkan penyebutan satu jenis dan mengira bahwa jenis yang lain itu menjadi rujukan dalam pembahasa ini.
Beberapa ahli tafsir menyatakan tentang maksud dari istilah daniyah (dapat dijangkau), yang disebutkan pada ayat ini bahwa buah pohon kurma itu begitu lebat dan berlimpah, sehingga menjunytai ke bawah seolah hendak menyentuh tanah. Dengan kata lain, buah dari sebagian pohon kurma menjangkau permukaan tanah.
Ada pula sebagaian pohon lain yang buahnya memiliki kelopak dan tempurung, hanya pohon kurma saja yang tidak memiliki kelopak dan tempurung. Tetapi, Allah swt, Yang Maha Terpuji, telah menunjuk hanya aspek yang disebut belakangan dalam ayat ini membatasinya dari pernyataan tentang aspek yang lain. Alasan dari cara ini barangkali karena ‘kurma’ mengandung banyak dan mengandung banyak nutrisi makanan.
Ayat ini selanjutnya mengatakan, …..dan juga kebun-kebun anggur, zaitun dan delima, …
Dengan menggunakan air, Allah swt menumbuhkan kebun anggun, zaitun, dan delima. Zaitun dan delima disebutkan secara bersamaan karena tangkai-tangkainya tampak berdaun lebat dari atas sampai bawah pohon bagi orang-orang Arab,,,yang serupa dan tidak serupa,,,.
Pepohonan tampak lebih memiliki kesamaan satu sama lain, tetapi rasa buahnya berbeda. Beberapa ahli tafsir mengatakan, kalimat dalam ayat ini menunjukkan bahwa daun pepohonan itu mirip satu sama lain tetapi buahnya memiliki perbedaan rasa. Lebih tepat bila dikatakan bahwa semua pepohonan itu memiliki kesamaan antara satu dengan yang lain dari satu sisi, tetapi berbeda dari sisi yang lain.
…Perhatikan buahnya tatkala pohonnya berbuah, dan (menjadi) matang…
Lihatlah sebagai contoh bagaimana pohon-pohom itu berbuah dan bagaimana buah-buahnya matang dan dikonsumsi. Artinya, kita bisa mengikuti tahap-tahap proses yang terjadi di dalamnya, sejak saat buah itu muncul di ranting pohon sampai saat matangnya, bersamaan dengan perubahan-perubahan yang kecil dan besar, sehingga kita mengerti bahwa ada Pencipta yang Maha bijaksana baik dalam penciptaan maupun pengaturannya.
Kalimat terakhir ayat ini berbunyi sebagai berikut,…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.
Benar, dalam penciptaan buah-buahan dan tanaman, dengan semua perbedaan alamiah yang mereka miliki, dan ketelitian ynag benar-benar bijaksaan yang terdapat dalam struktur mereka, terdapat beberapa bukti yang jelas dan meyakikan bagi orang-orang beriman yang menyatakan bahwa semua itu memiliki Pencipta yang menghiasi dengan hiasan-hiasan penciptaan secara bijaksana dan berpengetahuan.
2.2.3 QS. Al-An’am:141
Allah berfirman dalam QS. Al-An’am: 141

Tidak ada komentar: