Rabu, 27 Juni 2012

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI DI KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN


                                             LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI
DI KEBUN RAYA PURWODADI

                                                          Dosen Pengampu:
                                                       Drs. Sulisetjono, M.si
                                                       Ainun Nikmati Laily, M.Si


Disusun oleh :
Kelompok  IV
1. Uswatun Hasanah                       (10620081)
2. Elik Sutriani                                  (10620084)
3. Nur Mudawamah                         (10620101)
4. Hafid Khoirul Anwar                     (10620091)
5. Luluk Lugiati Sholikhah                (10620093)
6. Novi Endah Rarangsari               (10620110)
7. Ni’matur Rohmah                        (10620109)      
8. Intan Rafika Permata Hati           (10620102)


Asisten Pembimbing    :
NIM                              :




                                              

                                                          JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012




LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Lapangan dengan praktikan :

 Kelompok  IV
1. Uswatun Hasanah                       (10620081)
2. Elik Sutriani                                  (10620084)
3. Nur Mudawamah                         (10620101)
4. Hafid Khoirul Anwar                     (10620091)
5. Luluk Lugiati Sholikhah                (10620093)
6. Novi Endah Rarangsari               (10620110)
7. Ni’matur Rohmah                        (10620109)      
8. Intan Rafika Permata Hati           (10620102)



telah disahkan sebagai salah satu tugas Praktikum Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan pada Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang





                                                                                                Malang, 13 April 2012
Koordinator Kuliah Kerja Lapangan                                        Asisten Pembimbing





                                                                                                NIM.






KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi ini dengan baik dan lancar.
Laporan ini disusun dengan mendapatkan arahan-arahan ataupun penjelasan dari pembimbing. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.   Bapak Drs, SulisetIjono, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
2.   Ibu Ainun Nikmati Laily, M.Si selaku dosen pengampu sekaligus pembimbing praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi
3.   Kakak-kakak asisten
4.   Rekan-rekan semua yang telah memberi dorongan semangat kepada kami
5.   Pihak-pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu yang juga telah ikut membantu kami atas arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga terwujudnya laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dalam penulisan laporan yang akan datang. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin-min Ya Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 13 April 2012


Kelompok IV




 


DAFTAR ISI

                                                                                                           
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

BAB  I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Tujuan.................................................................................................... 1
1.3  Manfaat.................................................................................................. 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 2
2.1  Sruktur Vegetasi Hutan Tropika Basah................................................. 2
2.2 Iklim Daerah Tropik............................................................................... 3
2.3 Kebun Raya dan Pelestarian Plasma Nutfah........................................ 8

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................... 26
3.1  Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 26
3.2  Alat dan Bahan .................................................................................... 26
3.3  Langkah  Kerja..................................................................................... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................ 28
4.1   Kebun Raya Purwodadi..................................................................... 28
 4.2  Hasil.................................................................................................... 29

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 47
a.    Kesimpulan.......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 48
LAMPIRAN............................................................................................................ 49









BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan berbagai macam pepohonan yang secara sengaja atau tidak sengaja kita lihat. Pepohonan tersebut adalah sesuatu yang tidak asing bagi kita. Walau pun demikian namun terkadang ada kalanya kita tidak mengetahui nama-nama dari pepohonan tersebut baik secara nama local atau nama ilmiahnya. Hal ini mungkin karena kita masih kurang peduli dengan hal tersebut.
Pepohonan tersebut tidak bukan hanya kita temukan di sekitar kita tidak jarang di antara kita sudah sering menggunakannya. namun karena kita tidak mengetahui nama atau sesuatu yang berkaitan dengan pohon tersebut, kita tidak mampu menggunakannya secara maksimal atau terkadang kita tidak pernah menggunakannya karena kita menganggap bahwa pohon tersebut tidak ada manfaatnya.
Oleh karena itu, di Kebun Raya Purwodadi  kita belajar tentang pohon-pohon yang termasuk Gymnospermae, tidak hanya unutk mengenal spesies-spesies dari berbagai family, mengetahui nama local atau pun nama ilmiahnya serta sistematika, morfologi dan manfaatnya. Kunjungan ini tidak terbatas pada pengidentifikasian pohon-pohon yang termasuk gymnospermae saja. Tetapi juga kita akan belajar tentang tata cara mengherbarium tanaman dengan benar.

1.2   Tujuan
  1. Mengetahui tata cara pembuatan, penyimpanan, dan pendataan koleksi herbarium di Kebun Raya.
  2. Mengetahui keanekaragaman tumbuhan tingkat tinggi di Kebun Raya dan mengadakan pengamatan terhadap spesies untuk mengetahui ciri khusus/karakteristik dari masing-masing spesies.
1.3   Manfaat
Manfaat dilaksanakan kuliah kerja lapangan ini untuk mengetahui macam-macam dari tumbuhan berbiji yang ada di kebun raya purwodadi, serta dapat mengklasifikasikan dari beberapa famili dengan berbagai macam spesies.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Sruktur Vegetasi Hutan Tropika Basah
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
  1. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
  2. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
  3. Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
  4. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
  5. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
6.    Di daerah tropis umumnya temperaturnya tinggi dan ketersediaan air merupakan faktor yang sangat penting. Berdasarkan dua faktor tersebut dilahirkan berbagai zonasi atau pengelompokan vegetasi dengan cara-cara yang berbeda.
 
Klasifikasi berdasarkan kedua hal tersebut dilakukan antara lain oleh :
- de Martone (1926)
- Koeppen (1936)
- Koeppen dan Trewartha (1943) dan
- Lauer (1952).
Klasifikasi menurut Koeppen (1936), Koeppen dan Trewartha (1943) merupakan klasifikasi yang paling banyak digunakan. Sistem ini didasarkan pada pengaruh iklim terhadap pertumbuhan vegetasi yang selanjutnya dikelompokkan dalam lima kelompok besar yaitu :

-Iklim   Hutan  Tropis  (A)
-Iklim   Tropis  Kering  (B)
-Iklim   Savana
-Iklim   Stepa
- Iklim Gurun

2.2 Iklim Daerah Tropik
Tropika adalah daerah di permukaan bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan 23.5 derajat LU: Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan. Tropis adalah bentuk ajektivanya.
Area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS, dan mencakup seluruh bagian Bumi yang dalam setahun mengalami dua kali saat Matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS Matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat di atas kepala). Kata tropika berasal dari bahasa Yunani, tropos yang berarti "berputar", karena posisi Matahari yang berubah antara dua garis balik dalam periode yang disebut tahun.
Tumbuhan dan hewan tropis adalah spesies yang hidup di daerah tropis tersebut. Istilah tropis juga kadangkala digunakan untuk menyebut tempat yang hangat dan lembap sepanjang tahun, walaupun tempat itu tidak terletak di antara dua garis balik. Tumbuhan daerah tropis biasanya berdaun lebar dan hijau abadi (tidak menggugurkan daun), atau jika memiliki perilaku peluruh mereka tidak dipengaruhi oleh suhu atau durasi radiasi Matahari melainkan oleh ketersediaan air di tanah. Wilayah tropis di seluruh dunia dikenal dalam biogeografi sebagai wilayah pantropis ("seluruh tropis"), untuk dipertentangkan dengan wilayah per benua, seperti Amerika tropis, atau Asia tropis.
Tropis dapat didefinisikan sebagai daerah yang terletak di antara garis isoterm 20® C di sebelah bumi utara dan selatan atau daerah yang terdapat di antara 23½° lintang utara dan 23½° lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah tropis kering yang meliputi padang pasir, stepa, dan savana kering dan daerah tropis lembap yang meliputi hutan tropis, daerah-daerah dengan angin musim dan savana lembap.
Daerah Tropis Kering Meliputi :
1. Padang pasir dan stepa 
Daerah-daerah di sekitar garis lintang 15 ° dan 30 ° utara dan selatan merupakan daerah-daerah yang termasuk tropis kering termasuk negara-negara sahara, Timur Tengah, Iran, Pakistan, Nambibia, dan pedalaman Australia. Keadaan lansekap yang berupa padang pasir dan setengah padang pasir menjadikan kondisi di daerah ini kering dan tandus, kurang vegetasi.

2. Daerah savana kering   
Daerah ini merupakan daerah peralihan dari tropika lembap ke tropika kering meliputi pegunungan Brasilia, Paraguay, Senegal, Sudan selatan, Zimbabwe, dan Tanzania. Ciri khusus lansekapnya berupa stepa semak belukar dan padang rumput, padang pasir sampai hutan rimba dengan rumput tinggi. Hutan berduri yang rendah dan semak berduri merupakan ekosistem yang ada di daerah ini. Terdapat tiga musim yaitu panas, dingin, dan hujan, dimana kondisi bulan terpanas, sangat panas dan lembap dan kondisi bulan terdingin panas dan kering.
3. Daerah pegunungan   
Daerah – daerah dataran tinggi dan pegunungan di atas 1500 m yang terletak di antara garis isoterm meliputi Etiophia, Peru, dan Nepal. Keadaan lansekapnya hijau dalam musim lembap dan coklat sampai merah dalam musim kering. Ciri vegetasi berupa pohon-pohon hijau yang tidak terlalu tinggi dan terdapat berbagai jenis rumput. 
Daerah tropis lembap meliputi :
a. Daerah musim dan savana lembap  
Termasuk daerah ini adalah wilayah massa daratan yang besar di sekitar garis balik meliputi India, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Lansekapnya berupa daerah hutan dan belukar yang selalu hijau dengan curah hujan tinggi yang menyebabkan erosi. Terdapat tiga musim yaitu panas-kering, panas-lembap, dan dingin-kering. Langit biru selama musim kering dan awan hujan tebal        selama musim            hujan.

b. Daerah hutan hujan tropis 
Daerah hutan hujan tropis berada di sekitar garis khatulistiwa sampai 15° lintang utara dan selatan. Daerah ini meliputi lembap sungai Amazon, Afrika tengah, Malaysia, dan Indonesia. Kondisi lansekap berupa daerah hutan hujan di sekitar pantai dan di daratan rendah khatulistiwa. Daerah ini memiliki vegetasi yang lebat dan bervariasi berupa lumut, ganggang, jamur, semak-belukar yang tak dapat ditembus, pohon-pohon tinggi (hutan, rimba, hutan bakau).
Kondisi tanah sangat lembap, muka air tanah yang tinggi (kadang mencapai permukaan) dan merupakan tanah laterit merah dan coklat. Perbedaan musim sangat kecil di mana bulan terpanas, panas dan lembap sampai basah, sedangkan bulan terdingin panas sedang dan lembap sampai basah.(http://id.shvoong.com).

Indonesia mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun keberadaanya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik. Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut.
1.Iklim Musim (Iklim Muson).

Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu Angin musim barat daya (Muson Barat) dan Angin musim timur laut (Muson Tumur). Angin muson barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang basah sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan April hingga bulan Oktober yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau.

2.  Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas).
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang banyak curah hujan atau Hujan Naik Tropika.

3.  Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi. 
Edvin Aldrian (2003), membagi Indonesia terbagi menjadi 3 (tiga) daerah iklim, yaitu daerah Selatan A, daerah Utara – Barat B dan daerah Moluccan C, sebagai mana dituangkan pada gambar 1.

Gambar 1 : Tiga daerah iklim menggunakan metoda korelasi ganda, yang membagi Indonesia menjadi daerah A (garis tegas), daerah monsun selatan; daerah B (titik garis putus-putus), daerah semi-monsun; dan daerah C (garis putus-putus), daerah anti monsun.

Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa, sehingga dalam setahun matahari melintasi ekuator sebanyak dua kali. Matahari tepat berada di ekuator setiap tanggal 23 Maret dan 22 September. Sekitar April-September, matahari berada di utara ekuator dan pada Oktober-Maret matahari berada di selatan. Pergeseran posisi matahari setiap tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari berada di utara ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, sedangkan saat matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah Indonesia mengalami musim penghujan.
Unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji di Indonesia adalah curah hujan, karena tidak semua wilayah Indonesia mempunyai pola hujan yang sama. Diantaranya ada yang mempunyai pola munsonal, ekuatorial dan lokal. Pola hujan tersebut dapat diuraikan berdasarkan pola masing-masing. Distribusi hujan bulanan dengan pola monsun adalah adanya satu kali hujan minimum. Hujan minimum terjadi saat monsun timur sedangkan saat monsun barat terjadi hujan yang berlimpah. Monsun timur terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu saat matahari berada di garis balik utara. Oleh karena matahari berada di garis balik utara maka udara di atas benua Asia mengalami pemanasan yang intensif sehingga Asia mengalami tekanan rendah. Berkebalikan dengan kondisi tersebut di belahan selatan tidak mengalami pemanasan intensif sehingga udara di atas benua Australia mengalami tekanan tinggi. Akibat perbedaan tekanan di kedua benua tersebut maka angin bertiup dari tekanan tinggi (Australia) ke tekanan rendah (Asia) yaitu udara bergerak di atas laut yang jaraknya pendek sehingga uap air yang dibawanyapun sedikit.
Dapat diamati bahwa hujan maksimum terjadi antara bulan Desember, Januari dan Februari. Pada kondisi ini matahari berada di garis balik selatan sehingga udara di atas Australia mengalami tekanan rendah sedangkan di Asia mengalami tekanan tinggi. Akibat dari hal ini udara bergerak di atas laut dengan jarak yang cukup jauh sehingga arus udara mampu membawa uap air yang banyak (monsun barat atau barat laut). Akibat dari hal ini wilayah yang dilalui oleh munson barat akan mengalami hujan yang tinggi. Atas dasar sebab terjadinya angin munson barat ataupun timur yang mempengaruhi terbentuknya pola hujan munsonal di beberapa wilayah Indonesia dapat dikatakan wilayah yang terkena relatif tetap selama posisi pergeseran semu matahari juga tetap. Namun, perubahan diperkirakan akan terjadi terhadap jumlah, intensitas dan durasi hujannya. Untuk mempelajari hal ini diperlukan data curah hujan dalam seri yang panjang. Kaimuddin (2000) dengan analisa spasial bahwa curah hujan rata-rata tahunan kebanyakan di daerah selatan adalah berkurang atau menurun sedangkan dibagian Utara adalah bertambah.

Iklim di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekiitar 0,3 oC sejak 1900 dengan suhu tahun 1990an merupakan dekade terhangat dalam abad ini dan tahun 1998 merupakan tahun terhangat, hampir 1oC di atas rata-rata tahun 1961-1990. Peningkatan kehangatan ini terjadi dalam semua musim di tahun itu. Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia di abad ini dengan pengurangan tertinggi terjadi selama perioda Desember- Febuari, yang merupakan musim terbasah dalam setahun. Curah hujan di beberapa bagian di Indonesia dipengaruhi kuat oleh kejadian El Nino dan kekeringan umumnya telah terjadi selama kejadian El Nino terakhir dalam tahun 1082/1983, 1986/1987 dan 1997/1998.

2.3 Kebun Raya dan Pelestarian Plasma Nutfah
2.3.1 Pengertian Plasma Nutfah
            Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam setiap makhluk hidup dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau ditarik untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru. Termasuk dalam kelompok ini adalah semua kultivar unggul masa kini atau masa lampau, kultivar primitif, jenis yang sudah dimanfaatkan tapi belum dibudidayakan, jenis liar kerabat jenis budidaya dan jenis-jenis budidaya.

2.3.2 Luas Area Dan Keragaman Plasma Nutfah
            Indonesia termasuk wilayah propinsi botani Malaysia yang keseluruhannya meliputi semenanjung Malya, kepulauan Philipina, Indonesia dan Papua Nugini tanpa pulau-pulau Colomon, luasnya  mencapai 3.000.000 km2, meliputi sepertujuh panjang katulistiwa, kebanyakan daerahnya lembab. Secara biologi daerah propinsi ini termasuk kaya karena diduga dihuni oleh  35.000 jenis tumbuhan atau sekitar 10% dari seluruh jenis tumbuhan yang hidup di dunia saat sekarang. Kekayaan di daerah ini dapat dibuktikan dengan membandingkan antara pulau Jawa dan Inggris raya yang luasnya 4 x Pulau Jawa hanya dihui oleh 1.500 tumbuhan.
            Di Indonesia tempat tumbuh plasma nutfah nabati sebagian besar merupakan hutan tropik, sehingga kaya akan suku dari tumbuh-tumbuhan yang khas tropik seperti Dipterocarpaceae, Sapotaceae, Ebenaceae, Myristicaceae, Meliaceae, Zingiberaceae, Palmae, Moraceae, Rhizopphoraceae, Padananceae dan lain-lain. Di daerah-daerah pegunungan terdapat suku-suku yang mirip suku yang ada pada belahan bumi utara seperti Fagaceae, Rosaceae, Lauraceae, Theaceae dan lain-lain.
Di kawasan Indonesia juga dapat tumbuh dengan subur jenis-jenis tumbuhan, epifit, bambu dan benalu, Rafflesia, cendana, ficus dan lain-lain. Dasar pengetahuan botani atau untuk dapat dikenal secara botani, daerah seluas 100 km2 diperlukan koleksi herbarium sebanyak 100 nomor. Di Propinsi Malaesia sudah terkumpul  1.000.000 nomor koleksi. Ini berarti bahwa untuk dapat dikatakan kekayaan yang ada dapat  dikenal secara sempurna masih diperlukan 2.000.000 nomor koleksi lagi, dan koleksi ini kebanyakan bersifat koleksi botani, maksudnya untuk tanaman-tanaman budidaya dan kultivar-kultivarnya masih belum ditangani.

2.3.3 Bentuk Wadah Dan Macam Plasma Nutfah
            Wadah plasma nutfah secara alami berupa ekosistem, dari jenis yang liar dapat berupa hutan, savana, semak, padang rumput, semi padang pasir dan sebagainya.
            Macam plasma nutfah, selain berupa jenis tumbuhan liar juga varietas primitif, varietas pembawa sumber sifat yang khusus, varietas unggul yang sudah kuno dan varietas unggul masa kini.
1. Jenis liar atas dasar sejarah pembudidayaan dan penggunaan potensinya dapat digolong-kan menjadi tiga kelompok yaitu :
- Jenis-jenis yang mungkin mempunyai nilai ekonomi, tetapi sama sekali belum mem-budidayakan atau dipetik hasilnya.
- Jenis-jenis yang sudah dipetik dan dimanfaatkan hasilnya tetapi belum atau tidak di-budidayakan.
- Jenis-jenis yang tidak dipetik hasilnya, akan tetapi setelah mengalami atau melalui hi-bridisasi baru kemudian dibudidayakan dan dimanfaatkan.

Tidak ada komentar: